Pada Kamis (20/6), masyarakat dihebohkan dengan kasus gangguan Pusat Data Nasional (PDN) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Gangguan ini berdampak pada lebih dari 200 instansi pemerintah, pusat dan daerah serta layanannya, termasuk sistem imigrasi di sejumlah bandara.
Kabar gangguan Pusat Data Nasional ini pertama kali muncul dari keluhan warganet di media sosial X terkait layanan imigrasi yang lumpuh di Bandara Soekarno-Hatta, mengakibatkan antrean pelayanan yang panjang.
Hingga Sabtu (22/6), penyebab gangguan PDN yang berdampak pada sistem imigrasi masih belum diketahui dan terus ditelusuri. Namun, pada Senin (24/6), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengonfirmasi bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh ransomware dengan nama Brain Cipher Ransomware. Ransomware ini merupakan salah satu varian terbaru dari Lockbit 3.0, dan pelaku meminta tebusan sebesar US$8 juta (sekitar Rp 131,2 miliar).
Sejauh apa dampak yang muncul akibat kejadian ini dan apa langkah yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasinya sekarang dan di masa mendatang? Simak pembahasannya di bawah ini.
Dampak Gangguan Sistem Pusat Data Nasional
Gangguan pada Pusat Data Nasional akibat serangan ransomware berdampak langsung pada berbagai sektor pemerintah. Kominfo menyebutkan 210 instansi terdampak oleh masalah ini, dengan Imigrasi menjadi institusi yang paling terkena dampak. Layanan keimigrasian di kantor imigrasi, unit layanan paspor, unit kerja keimigrasian, serta tempat pemeriksaan imigrasi di bandara dan pelabuhan mengalami kendala.
Jika gangguan sistem data center ini tidak segera dipulihkan, dampaknya akan lebih luas, tidak hanya pada sektor pemerintah tetapi juga pada bisnis dan masyarakat umum. Berikut adalah beberapa dampak potensial:
- Penurunan Aktivitas Bisnis: Banyak perusahaan mengalami penurunan aktivitas bisnis karena terganggunya layanan internet dan sistem online.
- Kesulitan Melakukan Transaksi: Masyarakat mengalami kesulitan dalam melakukan transaksi keuangan, seperti pembayaran tagihan, transfer uang, dan berbelanja online.
- Menurunnya Kepercayaan Publik terhadap Pemerintah: Gangguan PDN dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap kemampuan pemerintah dalam menjaga keamanan siber dan infrastruktur digital.
- Terganggunya Supply Chain: Dapat menghambat sistem logistik dan komunikasi.
- Biaya Keamanan Siber Meningkat: Perusahaan dan organisasi harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk meningkatkan keamanan siber setelah terjadinya serangan ransomware.
Pentingnya Data Security untuk Mencegah Kebocoran Data Akibat Gangguan Pusat Data
Kasus gangguan pada Pusat Data Nasional menyoroti pentingnya data security bagi infrastruktur digital di Indonesia. Kejadian ini menunjukkan betapa rentannya data digital terhadap serangan siber dan dampak luas yang bisa ditimbulkannya.
Data security adalah praktik melindungi informasi digital dari akses tidak sah, penyalahgunaan, atau pencurian, mencakup keamanan fisik hardware, data storage, kontrol akses, dan kebijakan keamanan informasi. Tujuannya adalah menjaga kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data: memastikan hanya pihak berwenang yang dapat mengakses data, memastikan data tetap akurat dan tidak dirubah, dan memastikan data tersedia saat dibutuhkan.
Data security adalah tanggung jawab bersama. Individu perlu memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang cara menjaga keamanan data, sementara perusahaan dan organisasi harus berkomitmen kuat dan mengambil langkah strategis untuk melindungi data digital dari ancaman, menjaga stabilitas operasional di berbagai sektor.
Imperva Data Security Fabric Solusi Komprehensif Melindungi Pusat Data
Imperva Data Security Fabric (DSF) hadir sebagai solusi komprehensif untuk mengatasi masalah keamanan data, terutama dalam mencegah kebocoran data. Imperva DSF adalah platform terintegrasi yang dirancang untuk mengamankan data di berbagai lingkungan termasuk on-premises, cloud, dan infrastruktur hybrid. DSF menawarkan berbagai fitur dan kemampuan yang lengkap, seperti:
Penemuan dan Klasifikasi Data
Secara otomatis menemukan dan mengklasifikasikan data sensitif di seluruh database, file, dan cloud storage. Ini membantu bisnis memahami di mana data sensitif mereka berada dan seberapa besar risiko yang dihadapi.
Perlindungan Data
Dilengkapi berbagai kontrol keamanan untuk melindungi data dari berbagai ancaman, seperti kebocoran data, akses tidak sah, dan malware.
Pemantauan dan Analisis Data
Monitor akses dan penggunaan data secara terus menerus untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan. Memberikan peringatan real-time dan analisis mendalam tentang perilaku pengguna, akses data, dan potensi ancaman.
Kepatuhan terhadap Regulasi
Kemampuan pelaporan yang komprehensif untuk membantu bisnis mematuhi regulasi seperti GDPR, HIPAA, dan UU PDP dengan proses audit dan laporan yang dapat disesuaikan.
Imperva DSF merupakan solusi yang mudah diterapkan dan efektif untuk melindungi data Anda. Ini seperti memiliki benteng pertahanan yang kuat dengan cara kerja andal dan efektif untuk menjaga aset berharga tetap aman, antara lain:
- Melindungi berbagai sumber data: DSF mampu melindungi semua jenis data, baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur.
- Integrasi menyeluruh: Dapat diintegrasikan dengan sistem keamanan dan infrastruktur IT yang sudah ada, sehingga Anda tidak perlu repot mengganti semuanya.
- Visibilitas menyeluruh: DSF memberikan gambaran lengkap tentang aktivitas dan ancaman yang terjadi pada seluruh data.
- Deteksi dini: Deteksi aktivitas mencurigakan yang berpotensi membahayakan data dengan memanfaatkan AI.
Baca Juga: Dukung Pertumbuhan Bisnis, Imperva Perluas Jaringan Global dengan Menambah PoP Kedua di Indonesia
Dapatkan Segera Imperva Data Security Fabric di BPT
Imperva Data Security Fabric adalah solusi efektif untuk mencegah kebocoran data akibat gangguan pusat data karena serangan siber. Solusi ini melindungi data secara langsung, memastikan akses data sesuai aturan, sekaligus membantu menjaga kepercayaan publik terhadap keamanan siber di Indonesia.
Imperva juga mendukung kepatuhan terhadap regulasi, termasuk kebijakan UU PDP, dengan mendirikan Scrubbing Center ke-2 di Indonesia. Fasilitas pelindungan ini menawarkan keandalan tinggi, sistem redundansi, dan mekanisme failover untuk memastikan ketahanan layanan yang berkelanjutan. Ini membantu pemerintah dan bisnis melindungi sistem informasi dan data dari serangan siber yang semakin canggih.
Blue Power Technology (BPT), sebagai authorized advanced partner Imperva di Indonesia, memiliki tim IT profesional, berpengalaman, dan bersertifikat yang siap membantu Anda dalam setiap tahapan implementasi Imperva DSF. Mulai dari tahap konsultasi, deployment, manajemen, hingga dukungan after sales, untuk memastikan Anda terhindar dari trial and error.
Ingin tahu lebih lanjut tentang performa Imperva DSF? Hubungi tim kami melalui tautan berikut sekarang!
Penulis: Wilsa Azmalia Putri - Content Writer CTI Group