Bayangkan sistem database tersebar di berbagai lokasi, namun tetap terasa seperti satu sistem utuh. Di era digital yang serba cepat, mengandalkan satu server saja sudah tidak cukup. Inilah kenapa distributed database menjadi jawaban untuk bisnis yang ingin tetap relevan dan kompetitif.
Ingin tahu bagaimana teknologi ini bisa jadi game-changer untuk bisnis Anda? Yuk, simak pembahasannya dalam artikel berikut!
Apa Itu Distributed Database?
Distributed database adalah sistem penyimpanan data yang tersebar di banyak komputer atau node yang saling terhubung dalam jaringan. Berbeda dengan database tradisional yang berjalan di satu server, distributed databasemengelola data di berbagai lokasi, bisa di kota atau negara yang berbeda, namun tetap memberikan pengalaman akses yang mulus dan terpadu bagi penggunanya.
Model ini memungkinkan akses data yang cepat dari mana saja, meningkatkan keandalan sistem, dan memberikan fleksibilitas tinggi bagi perusahaan yang sudah beroperasi secara global atau multi-lokasi. Dengan semakin dinamisnya dunia digital, pendekatan terpusat tidak lagi memadai, dan distributed database menjadi solusi modern yang menjawab tantangan tersebut.
Mengapa Distributed Database Ideal untuk Era Cloud?

Di tengah lonjakan volume data dan kompleksitas sistem, distributed database bukan hanya jadi solusi yang relevan, tetapi juga krusial. Apalagi tren cloud saat ini tak lagi sekadar soal migrasi, tetapi bagaimana sistem bisa membantu bisnis tumbuh lebih cepat dengan biaya lebih ringan dan risiko operasional lebih minim.
1. Efisiensi Biaya Lebih Optimal
Distributed database mendukung model resource pooling yang memungkinkan perusahaan memaksimalkan penggunaan infrastruktur cloud. Sering kali, kapasitas CPU server hanya terpakai sebagian kecil, padahal perusahaan sudah membayar penuh. Dengan menyebarkan beban ke berbagai node dan lokasi, performa bisa dimaksimalkan tanpa pemborosan.
Selain itu, operasional pun jadi lebih ramping. Proses deployment, maintenance, dan troubleshooting bisa dilakukan jarak jauh, tanpa perlu ada tim yang datang langsung ke lokasi. Efeknya waktu implementasi menjadi lebih cepat, dan biaya tenaga kerja lebih rendah.
2. Jawaban atas Keterbatasan Sistem Tradisional
Meski cloud terus berkembang, masih banyak database yang berjalan secara standalone dan ini membawa banyak keterbatasan: pemborosan resource, fragmentasi memori, hingga kesulitan dalam melakukan scaling. Distributed database memecahkan ini dengan alokasi CPU dan memori lintas mesin, tanpa ketergantungan pada satu perangkat.
Tak hanya itu, kebutuhan bisnis saat ini tak bisa dipenuhi oleh satu jenis database saja. Ada kebutuhan untuk transaksi (OLTP), analitik (OLAP), hingga document storage. Distributed multi-model database menyatukan semuanya dalam satu platform, layaknya smartphone yang menggantikan banyak alat.
3. Fleksibel dan Tahan Risiko
Banyak perusahaan kini menggunakan lebih dari satu cloud provider, baik untuk redundansi, compliance, maupun kebutuhan lokal. Sayangnya, sistem database tradisional sering terkunci hanya pada satu platform. Distributed databasehadir dengan fleksibilitas multi-cloud deployment agar bisnis tetap berjalan lancar, bahkan saat salah satu platform mengalami gangguan. Sederhananya, ini bukan cuma soal performa, tetapi juga resiliensi bisnis.
Baca Juga: 7 Manfaat Penggunaan Database untuk Pertumbuhan Fintech Modern
Perkenalkan OceanBase Solusi Distributed Database Modern
Nah, dengan kebutuhan sistem IT yang makin kompleks dan tuntutan bisnis yang makin agile, OceanBase hadir sebagai platform distributed database yang memadukan efisiensi tinggi, skalabilitas elastis, dan dukungan lintas cloud dalam satu sistem terpadu.
All-in-One untuk Segala Kebutuhan
OceanBase mendukung berbagai jenis workload dan model data dalam satu platform. Jika Anda butuh proses transaksi cepat dan analitik real-time, OceanBase bisa melakukan keduanya sekaligus, berkat fitur HTAP (Hybrid Transactional/Analytical Processing) yang memungkinkan pengolahan data transaksi dan analitik dari satu sumber database yang sama.
Skalabilitas Tanpa Kompromi
Berkat arsitektur shared-nothing dan desain multi-tenant, OceanBase bisa scale-out secara horizontal maupun vertikal hanya dengan menambahkan node atau storage tanpa downtime. Performa tetap stabil meski trafik meningkat, dan fitur auto sharding memastikan beban kerja tersebar optimal.
Siap Jalan di Berbagai Cloud
OceanBase mendukung deployment lintas cloud, baik public, private, maupun hybrid. Bahkan, dengan fitur cross-region deployment, replikasi data antar wilayah bisa dilakukan otomatis untuk kebutuhan high availability dan disaster recovery.Sangat cocok bagi perusahaan yang mengutamakan business continuity dan patuh pada regulasi lokal seperti UU PDP maupun kebijakan data global.
Terbukti Andal secara Global
OceanBase telah dipercaya oleh banyak perusahaan global untuk menjalankan aplikasi mission-critical dengan trafik dan data yang kompleks. Bagi perusahaan di Indonesia, ini adalah peluang besar: teknologi canggih yang hemat biaya, mudah diintegrasikan, dan siap mendorong transformasi digital tanpa kendala.
Siap Menyederhanakan Infrastruktur Data Anda?
Era cloud menuntut sistem yang tak hanya cepat dan efisien, tetapi juga fleksibel dan mudah beradaptasi. OceanBasemenjawab semua tantangan ini dengan arsitektur distributed database modern yang mendukung multi-model, multi-cloud, dan workload berskala tinggi semuanya dalam satu platform.
Sebagai authorized distributor OceanBase di Indonesia, Blue Power Technology (BPT), subsidiary CTI Group, siap mendampingi transformasi digital bisnis Anda dari awal hingga akhir. Mulai dari sesi konsultasi, proses implementasi, integrasi sistem, hingga layanan maintenance dan after-sales support yang andal semuanya kami tangani agar perjalanan transformasi Anda berjalan mulus.
Ingin tahu bagaimana OceanBase bisa menyederhanakan sistem data Anda? Segera hubungi tim BPT melalui link berikut dan mulai perjalanan transformasi data Anda hari ini.
Penulis: Wilsa Azmalia Putri – Content Writer CTI Group