Database management menjadi kunci bagi perusahaan era digital terutama di sektor fintech, untuk mengelola data secara efektif dan efisien. Data merupakan aset berharga yang memungkinkan perusahaan memahami pelanggan, mengembangkan produk inovatif, dan membuat keputusan bisnis yang tepat.
Namun, mengelola data yang terus berkembang dan tersebar di berbagai platform menghadirkan berbagai tantangan. Ada sembilan masalah umum dalam database management yang sering dialami banyak perusahaan. Apa saja masalah tersebut dan bagaimana cara mengatasinya? Mari simak pembahasannya dalam artikel ini.
Apa Saja Masalah Database Management yang Umum Terjadi?
Memilih database yang tepat bisa menjadi tantangan karena banyaknya opsi yang tersedia saat ini. Meski begitu, semakin banyak bisnis yang mengandalkan data untuk operasi sehari-hari dan pengambilan keputusan yang tepat. Dengan banyaknya data yang dihasilkan, mengelola data yang tersebar di berbagai lokasi geografis dan aplikasi bisnis menjadi tantangan tersendiri. Berikut sembilan tantangan umum dalam manajemen data dan cara mengatasinya.
1. Mengelola Skalabilitas Seiring Peningkatan Volume Data
Pertumbuhan data bisa mencapai 63 persen per bulan, dan banyak perusahaan belum siap untuk skalabilitas yang efektif. Berbagai tools dan aplikasi dapat menghasilkan dataset yang besar, tetapi data yang sering diperbarui dan di-query juga membutuhkan perhatian. Menghapus data sementara dari penyimpanan permanen dapat membantu mengelola kapasitas penyimpanan dengan lebih baik.
2. Mempertahankan Performa Database
Performa database yang lambat dapat mengganggu kinerja karyawan dan berdampak pada end user. Caching keremote host dan memperbaiki performa query, seperti membuat indeks yang efisien, dapat membantu mengatasi masalah ini. Selain itu, memiliki staf yang terampil dalam manajemen database juga sangat membantu.
3. Penyimpanan Data yang Beragam
Bisnis besar sering menggunakan berbagai solusi penyimpanan data seperti CRM, ERP, dan database lainnya. Penyimpanan data yang terpisah menyulitkan konsolidasi data. Solusinya adalah menciptakan satu sumber data yang sama untuk semua data dan menghilangkan silo data.
4. Keamanan Data
Kehilangan data dapat merugikan bisnis secara finansial dan merusak reputasi. Backup data secara rutin dan menyimpan salinan di lokasi terpisah adalah langkah penting untuk menjaga keamanan data.
5. Batasan Mitigasi
Semua software dan aplikasi memiliki batasan, termasuk data server. Perusahaan perlu memahami komponen katalog, struktur data, konfigurasi hardware, dan sistem komputer untuk mengatasi masalah potensial dengan tepat.
6. Manajemen dan Distribusi Data
Manajemen data memiliki pro dan kontra. Bisnis harus mengetahui seberapa banyak data yang perlu didistribusikan dan cara terbaik untuk memanfaatkannya. Mengintegrasikan data yang tersebar menjadi tantangan tersendiri.
7. Keamanan yang Salah Konfigurasi atau Tidak Lengkap
Keamanan yang salah konfigurasi dapat menimbulkan risiko besar, terutama di lingkungan cloud. Keamanan cloudyang tidak lengkap tanpa enkripsi bisa membuka data Anda terhadap serangan eksternal.
8. Integrasi Data
Seiring pertumbuhan database, kompleksitas pengelolaannya juga semakin meningkat. Integrasi data dari berbagai sumber menjadi sangat penting, terutama jika bisnis Anda menawarkan layanan omni-channel.
9. Kecepatan
Komputer yang lambat sangat mengganggu. Jika proses pengambilan data selalu lambat, saatnya untuk mengoptimalkan sistem Anda. Pastikan pengindeksan dilakukan dengan benar dan tidak terlalu banyak join pada query SQL.
Bagaimana Peran Penting Pertumbuhan dan Ketersediaan Data bagi Perusahaan Fintech?
Pertumbuhan dan ketersediaan data sangat penting bagi perusahaan fintech karena operasional yang sangat bergantung pada data untuk mengidentifikasi peluang pasar dan meningkatkan layanan pelanggan. Namun, pertumbuhan data ini juga membawa tantangan, seperti skalabilitas dan performa database, sehingga harus dikelola dengan baik untuk memastikan data tetap dapat diakses dengan cepat dan efisien.
Ketersediaan data yang konsisten dan andal memungkinkan perusahaan fintech melakukan analisis real-time dan membuat keputusan bisnis yang tepat waktu. Namun, seperti yang sudah dibahas, mengelola ketersediaan data ini sering kali dihadapkan pada beberapa masalah umum manajemen database.
Oleh karena itu, perusahaan fintech harus memiliki strategi dan solusi manajemen data yang kuat, skalabel, dan andal untuk mengatasi tantangan tersebut. Salah satu solusi data management yang bisa Anda terapkan adalah OceanBase Database, dirancang khusus untuk menangani pengelolaan data dalam jumlah besar, seperti yang dibutuhkan oleh perusahaan fintech.
OceanBase, Solusi Andal untuk Database Management
OceanBase adalah sistem database terdistribusi SQL open-source yang ditujukan untuk skala enterprise. Dengan kata lain, ini adalah sistem penyimpanan data yang bisa diakses oleh banyak pengguna secara bersamaan. OceanBase mendukung beberapa fitur penting seperti skalabilitas transparan, transaksi terdistribusi, multi-tenancy, dan kompatibel dengan layanan database SQL ternama.
OceanBase dirancang untuk memberikan performa yang sangat cepat, skalabilitas elastis, dan hemat biaya untuk beban kerja transaksi dan analitik. Berikut beberapa kemampuan utama OceanBase.
Skalabilitas Transparan
Skalabilitas transparan dan kemampuan menyeimbangkan workload otomatis. Kapasitas cluster OceanBase dapat ditingkatkan hingga 1.500 node secara transparan, menangani data petabyte dan rows of record.
Performa Ultra Cepat
Mendukung “Double Eleven Shopping Festival” selama sembilan tahun berturut-turut, mencapai 61 juta record per detik (QPS).
Analitik Operasional Real-time
Terdapat sistem terintegrasi untuk beban kerja transaksi dan analitik operasional real-time, menjadi optimizer tingkatenterprise untuk mendukung pemrosesan SQL yang kompleks.
Ketersediaan Berkelanjutan
OceanBase mengadopsi algoritma Paxos Consensus untuk mencapai Zero RPO dan RTO kurang dari 8 detik, yang berarti tidak ada kehilangan data saat downtime atau pemadaman.
Efisiensi Biaya
Dengan teknologi kompresi tinggi, OceanBase dapat mengurangi biaya penyimpanan sebesar 70-90 persen. Selain itu, fleksibilitas multi-tenancy memungkinkan pemanfaatan sumber daya yang lebih baik.
Bagaimana OceanBase Membantu Pertumbuhan Perusahaan Fintech?
OceanBase sebagai database terdistribusi yang telah mencapai rekor dunia dalam uji benchmark TPC-C, menunjukkan efisiensi dan skalabilitasnya dalam melayani lebih dari 1.000 pelanggan secara global, terutama di sektor fintech. Efektivitas OceanBase terlihat jelas melalui kolaborasinya dengan DANA.
DANA, penyedia dompet digital terkemuka di Indonesia, menghadapi tantangan dengan arsitektur cluster skala kecil, membuat mereka kesulitan mempertahankan tingkat keberhasilan tinggi dan konsistensi data. Setelah penerapan arsitektur 3-replica OceanBase, DANA berhasil berkembang pesat, memastikan konsistensi data tingkat finansial, dan meningkatkan kinerja serta kapasitas secara signifikan. Langkah strategis ini mendukung pertumbuhan cepat DANA dan memastikan tidak ada kegagalan database atau kehilangan data, sehingga secara signifikan meningkatkan ketersediaan sistem bisnis mereka.
Baca Juga: Ini Peran Penting Database NoSQL untuk Industri Healthcare
Dapatkan Solusi Distributed SQL Database dari OceanBase hanya di BPT
Saatnya atasi masalah database management perusahaan Anda dengan solusi Distributed SQL Database dari OceanBase yang kini hadir di Blue Power Techonology (BPT). Sebagai value added distributor OceanBase di Indonesia, dukungan tim IT BPT yang profesional, berpengalaman, dan bersertifikat akan membantu Anda terhindar dari trial and error, mulai dari tahap konsultasi, deployment, hingga after sales support.
Tertarik mengelola database lebih mudah dengan OceanBase? Segera hubungi kami dengan klik di sini.
Penulis: Wilsa Azmalia Putri – Content Writer CTI Group